Desember 2016


Pemkab Bondowoso terus mengembangkan sektor pertanian organik di sejumlah titik guna meningkatkan pendapatan para petani setempat.
"Program Bondowoso Pertanian Organik (Botanik) sebenarnya sudah berjalan sejak tahun 2008 dan sampai sekarang terus kami kembangkan. Dan pada tahun ini kami telah melakukan studi kelaikan lahan pertanian di Desa Sulek dan Desa Sumbermalang, Kecamatan Wringin," kata Plt. Kepala Dinas Pertanian Pemkab Bondowoso, Karna Suswandi seperti dilansir Antara, Kamis (1/12).

Di dua desa tersebut, lanjut dia, ada sekitar 25 hektare (ha) lahan pertanian yang diproyeksikan untuk dijadikan pengembangan pertanian organik dan untuk sumber air di kawasan itu sudah mencukupi dan layak.

Dia menjelaskan untuk pengembangan lahan pertanian organi harus dilakukan uji kelaikan lahan yang akan menjadi tempat penanaman tanaman organik oleh tim dari dinas pertanian di Kota Tapai itu.

"Memang kalau sumber airnya sudah bagus, tetapi sampai saat ini khusus studi kelaikan di dua desa itu kami belum menerima datanya dari tim yang meakukan uji kelaikan. Karena lahan pertanian organik banyak persyaratannya jadi kami masih menunggu dan kami menargetkan di dua desa itu bisa mulai berjalan penanamannnya tahun depan," jelasnya.

Karna menyebutkan, jumlah lahan pertanian organik di Bondowoso sampai saat ini saat ini berjumlah 128 hektare lahan bersertifikat organik nasional dan 40 hektare di antaranya masih dalam proses mendapatkan sertifikat organik.

"Kalau lahan pertanian yang masih dalam proses mendapatkan sertifikat organik internasional yakni seluas 68,04 hektare dan lahan pertanian bersertifikat organik tersebut tersebar di Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, dan di Desa Taal, Kecamatan Tapen," paparnya.



Desa Sumbermalang, Kecamatan Wringin ternyata memiliki industri rumahan yang sangat besar yakni produksi bernyit ikan pindang yang bahannya terbuat dari anyaman bambu. Bahkan, produksi rumahan tersebut saat ini sudah menjadi binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Banyak warga setempat yang menggantungkan sebagian hidupnya di sector ini.
Industri rumahan membuat bernyit ikan pindang ini merupakan industri terbesar di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Hasil produksi bernyit tersebut saat ini telah dikirim ke sejumlah daerah utamanya di Jawa Timur semisal Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Situbodo, Bondowoso bahkan ke Madura termasuk pula Jember dan wilayah Tapal Kuda.
Bahkan, tak sedikit orang yang berasal dari Jawa Tengah seperti Brebes, Kendal, Pati, Solo membeli produksi bernyit dari desa kami
Produksi rumahan tersebut saat ini juga menyerap banyak tenaga kerja terampil dari desa Sumbermalang, Kecamatan Wringin. Bahkan dari desa lain juga menjual hasil produksi mereka ke pengepul
Untuk harga satu ikat bernyit ikan pindang dipatok dengan harga Rp 12 ribu. Harganya memang cukup murah, namun memiliki manfaat yang besar untuk penjualan ikan pindang. Sebab, dengan menggunakan bernyit itu, ikan pidang dapat ditata dengan bagus ketika dilakukan pengangkutan baik menggunakan sepeda motor maupun dalam jumlah besar dengan menggunakan mobil atau truk


MKRdezign

Kritik dan Saran

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget